Rabu, 03 September 2014

PSIKOLOGI PERAWAT


BAB II
PSIKOLOGI PERAWAT

A. Konsep Diri
a. Pengertian Konsep Diri
Konsep diri merupakan gambaran yang bersifat individu dan sangat pribadi,dinamis dan evaluatif yang masing-masing orang mengembangkannya di dalam transaksi-transaksinya dengan lingkungan kejiwaannya dan yang dia bawa-bawa di dalam perjalanan hidupnya.
Konsep diri adalah satu gambaran campuran dari apa yang kita pikirkan, pendapat orang-orang mengenai diri kita, dan seperti apa diri kita yang kita inginkan ( Burns, 1993 ). Secara umum disepakati konsep diri belum ada saat lahir, konsep diri dipelajari melalui kontak sosial dan pengalaman berhubungan dengan orang lain. Pandangan individu tentang dirinya dipengaruhi oleh bagaimana individu mengartikan pandangan orang lain terhadap dirinya. Konsep diri merupakan aspek kritikal dan dasar dari perilaku individu. Individu dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih efektif yang terlihat dari kemampuan interpersonal, kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan. Konsep diri yang negative dapat dilihat dari hubungan individu dan sosial yang maladaptive (Budi Anna Keliat, 1992).

b. Peran
Peran adalah pola sikap, perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan dariseseorang berdasarkan posisinya dimasyarakat ( Beck, dkk,1984 dalam buku Anna B.Keliat, 1992). Harga diri yang tingi merupakan hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan dan cocok dengan ideal diri. Posisi / status di masyarakat dapat merupakan stressor terhadap peran, stress peran terdiri dari dari konflik peran, peran yang tidak jelas, peran yang tidak sesuai, dan peran yang terlalu banyak.
Banyak factor yang mempengaruhi dalam menyesuaikan diri dengan peran yang harus dilakukan :
1. Kejelasan perilaku dan pengetahuan yang sesuai dengan peran.
2. Konsistensi respon orang yang berarti terhadap peran yang dilakukan.
3. Kesesuaian dan keseimbantgan antar peran yang diemban
4. Keselarasan budaya dan harapan individu terhadap perilaku peran
5. Pemisahan situasi yang akan menciptakan ketidaksesuaian perilaku peran.

c. Identitas diri
Identitas adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian, yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri sebagai suatu kesatuan yang utuh (Stuard dan Sundeen,1991, hal.378). Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat akan memandang dirinya berbeda dengan orang lain, unik dan tidak ada duannya. Perawat yang mempunyai identitas diri yang kuat akan memandang profesi keperawatan adalah dirinya yang utuh dan terpisah dari orang lain, dan dia akan berusaha untuk mempertahankan identisnya walau dalam kondisi sesulit apapun.

d. Kompetensi Perawat Professioanl
Kelompok kerja Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia ditahun 2001 merumuskan kompetensi yang harus dicapai oleh perawat professional adalah sebagai berikut :
1. Menunjukkan landasan pengetahuan yang memadai untuk praktek yang aman
2. Berfungsi sesuai dengan peraturan / undang – undang ketentuan lain yang mempengaruhi praktek keperawatan
3. Memelihara lingkungan fisik dan psychososial untuk meningkatkan keamanan, kenyamanan dan kesehatan yang optimal
4. Mengenal kemampuan diri sendiri dan tingkat kompetensi professional
5. Melaksanakan pengkajian keperawatan secara komprehensif dan akurat pada individu dan kelompok di berbagai tatanan
6. Merumuskan kewenangan keperawatan melalui konsultasi dengan individu / kelompok dengan memperhitungkan regiman therapeutic anggota lainnya dari tim kesehatan
7. Melaksanakan asuhan yang direncanakan
8. Mengevaluasi perkembangan terhadap hasil yang diharapkan dan meninjau kembali sesuai data evaluasi
9. Bertindak untuk meningkatkan martabat dan integritas individu dan kelompok
10. Melindungi hak –hak individu dan kelompok
11. Membantu individu atau kelompok membuat keputusan berdasarkan informasi yang dimiliki.

e. Hak – hak Perawat
Perawat mempunyai hak yang sama dengan yang umumnya diberikanmasyarakat pada semua orang. Tetapi di samping itu, umumnya disepakati bahwa para perawat juga mempunyai hak professional, hak-hak professional perawat sebagai berikut :
1. Hak menemukan martabat dalam ekspressi diri dan kemajuan diri melaluipemanfaatan kemampuan khusus dan latar belakang pendidikan.
2. Hak pengakuan andil perawat melalui penyediaan lingkungan berpraktek, danimbalan ekonomi professi yang wajar.
3. Hak memperoleh lingkungan kerja yang menekan serendah mungkin stress fisik serta emosi dan resiko kesehatan.
4. Hak mengontrol praktek professi dalam batas-batas hokum.
5. Hak menetapkan sstandar mutu perawatan.
6. Hak turut serta dalam penyusunan kebijaksanaan yang mempengaruhi bidang keperawatan
7. Hak aksi sosial dan politik atas nama perawatan dan pembinaan kesehatan.(Wolf,Weitzel, Fuerst,1984)

f. Faktor – factor yang Memperlambat Perkembangan Peran Perawat Secara Professional
Menurut Nursalam dalam bukunya Manajemen Keperawatan aplikasi dalampraktek keperawatan professional tahun 2002 dijelaskan beberapa factor yangmemperlambat perkembangan perawat secara professional adalah sebagai berikut :
1. Antithetical terhadap perkembangan Ilmu Keperawatan; karena rendahnya dasar pendidikan profesi dan belum dilaksanakannya pendidikan keperawatan secara professional, perawat lebih cenderung untuk melaksanakan perannya secara rutin dan menunggu perintah dari dokter. Mereka cenderung untuk menolak terhadap perubahan ataupun sesuatu yang baru dalam melaksanakan perannya secara professional.
2. Rendahnya Rasa percaya diri / harga diri (low self-confidence / self – esteem) ; Banyak perawat yang tidak melihat dirinya sebagai sumber informasi dari klien. Perasaan rendah diri / kurang percaya dirinya tersebut timbul karena rendahnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kurang memadai serta sisitem pelayanan kesehatan Indonesia yang menempatkan perawat sebagai “ second class citizen “. Dimana perawat dipandang tidak cukup memiliki kemampuan yang memadai dan kewenangan dalam pengambilan keputusan di bidang pelayanan kesehatan.Kurangnya pemahaman dan sikap untuk melaksanakan riset keperawatan ; Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan , lebih dari 90 % perawat tidak melaksanakan perannya dalam melaksanakan riset. Hal inidisebabkan oleh pengetahuan/ketrampilan riset yang sangat kurang, keterbatasan waktu, tidak adanya anggaran karena policy yang tidak mendukung pelaksanaan riset.
3. Pendidikan keperawatan hanya difokuskan pada pelayanan kesehatan yangsempit ; pembinaan keperawatan dirasakan kurang memenuhi sasaran dalam memenuhi tuntutan perkembangan zaman. Pendidikan keperawatan dianggap sebagai suatu obyek untuk kepentingan tertentu dan tidak dikelola secara professional.
4. Rendahnya standar gaji bagi perawat ; Gaji perawat, khususnya yang bekerja di instansi pemerintah dirasakan sangat rendah bila dibandingkan dengan Negara lain, baik di Asia ataupun Amerika. Keadaan ini berdampak terhadap kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang profesioal.

g. Psikologi Dalam Keperawatan
Pekerjaan perawat adalah pekerjaan yang lebih menitik beratkan pada unsur pengabdian / pelayanan, sehingga selama dalam proses pendidikan keperawatan nilai nilai kemanusian dan unsur pemberi pelayanan lebih ditekankan pada calon tenaga perawat. Oleh karena itu kesiapan dan kedewasaan seorang perawat sangat diperlukan agar dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada pasien. Perawat yang dewasa dan berhasil akan memiliki maksud dan rasa puas dalam hubungan dengan pekerjaan dan dengan kehidupan pada umumnya. Ia akan mendapatkan bahwa apa pun yang telah diabdikannya dalam pekerjaan akan lebih daripada sekedar memperoleh imbalan ( Andrew McGhie, 1996 ). Sebagai pelayan professional, keperawatan mempunyai karakteristik sebagai berikut (Schein E 1972; dalam PPNI 2001) :
1. Profesioanl, berbeda dengan amatir, terikat dengan pekerjaan seumur hidupyang merupakan sumber penghasilan utama.
2. Mempunyai motivasi yang kuat atau panggilan sebagai landasan bagi pemilihankarier professionalnya, dan mempunyai komitmen seumur hidup yang mantapterhadap kariernya.
3. Memiliki kelompok ilmu pengetahuan yang mantap kokoh serta keterampilankhusus, yang diperolehnya melalui pendidikan dan latihan yang lama.
4. profesioanl mengambil keputusan demi kliennya berdasarkan aplikasi prinsip-prinsip dan teori-teori.
5. Beroriensi kepada pelayanan, menggunakan keahlian demi kebutuhan klien
6. Pelayanan yang diberikan kepada klien didasarkan kepada kebutuhan obyektifklien
7. Mengetahui apa yang baik untuk klien, dan mempunyai otonomi dalammempertimbangkan tindakannya.
8. Membentuk perkumpulan profesi
9. Mempunyai kekuatan dan status dalam bidang keahliannya, dan pengetahuanmereka dianggap khusus.
10. Profesional dalam menyediakan pelayanan.

Beberapa pendapat tentang psikologi bagi individu dalam kaitannya sebagai perawat:
“Menurut saya sih...salah satunya itu soal ketahanan emosi ....jadi saat kita profit n loss emosi stabil... ....juga yang paling penting adalah hindari Trader Desease ....Penyakit trader,misalnya serakah-balas dendam- paling parah neh,,, sering loss trade malah berhenti trade.....payah ne
“Gaya seseorang berbeda-beda itu dipengaruhi oleh kepribadian orang tersebut dari segi pshykologisnya. Tanpa sadar pribadi org tersebutlah yang membentuk dia menjadi trader berstyle. awal dari trade itu sendiri seharusnya seorang perawat telah membekali dirinya dengan psikologis yg baik dalam arti dia sudah siap kehilangan uang yang di inveskan ke bisnis forex. dengan kesiapan tersebut membuat tradingnya tanpa beban karan sudah tau konsekwensinya apa, walaupun dengan pertimbangan risk yang seminimal mungkin. Jadi jika terjadi Margin Call keadaan jiwanya tetap stabil..dan saat masuk ke pasar lagi tidak ada pelampiasan balas dendam karna faktor balas dendam ini membuat emosi seseorang labil.. yang ada bukannya balas dendam tetapi kehilangan lagii.. hehehehe ini cuman komentar saya gimana menurut rekan-rekan kita sharee disiniii semoga psikologis kita semakin hari semakin baik dalam menghadapi markett
Sebetulnya psikologi trading itu bisa dipelajari kalo kita trading dgn live account dan disitulah pembelajaran diri dimulai. Saat profit sifat serakah akan muncul, menginginkan lebih dan lebih lagi, nah begitupun saat loss, maka dari situlah saatnya kita belajar memanage sifat dan kebiasaan kita. Sehingga saat kita profit/loss, emosi dan karakter menjadi stabil dan tidak terlalu terpengaruh hasil trading nya, itulah yang dinamakan Profesionalisme.

Pelayanan keperawatan sebagai pelayanan professional merupakan pelayanan yang bersifat humanistik dilaksanakan berdasarkan ilmu dan kiat, serta berorientasi pada kebutuhan dasar klien baik secara individu, kelompok dan masyarakat. Secara hukum bahwa keperawatan sebagai profesi yang dilaksanakan oleh perawat dengan pendekatan proses keperawatan diakui dengan di tetapkan jabatan Fungsional melalui Keputusan Menpen No. 94/Menpen/1986 dan Surat Edaran bersama Menkes dengan BAKN No. 615/Menkes/E/VII/1987 dan No.17/SE/198 dan UU Kesehatan No. 23 tahun 1992. Keperawatan sebagai suatu profesi di Indonesia, sedang dalam prosespergeseran yang dimulai dari pergeseran pandangan dan keyakinan tentangkeperawatan. Demikian pula terjadi pergeseran pandangan tentang pelaksanaan asuhan keperawatan, dari yang semula menekankan pada tindakan prosedural dan sebagai bagian dari pelayanan medik, menjadi asuhan keperawatan yang menekankan pada metoda ilmiah dan landasan keilmuan yang kokoh serta bersifat mandiri. Karena keperawatan merupakan suatu profesi maka tenaga keperawatan harus dapat berperilaku professional. Perilaku professional keperawatan dapat ditunjukakan dari memiliki / menerapkan ilmu pengetahuan ilmiah dan teknologi keperawatan, memiliki / menerapkan ketrampilan professional keperawatan, serta menggunakan etika keperawatan sebagai tuntunan dalam melaksanakan praktek keperawatan dan kehidupan keprofesian ( Ma’rifin Husin, 2003). Agar dapat menjadi tenaga keperawatan yang professional, calon tenaga perawat sejak masa pendidikan perlu diberikan landasan profesi yang kokoh baik dari segi pengetahuan, sikap dan ketrampilan profesioanl sebagai anggota profesi keperawatan (professional nurse); siap dan mampu melaksanakan praktek keperawatan ilmiah / professional (scientific nursing practice). Sebagai pelaksana asuhan keperawatan di beberapa tatanan yang melakukan pelayanan / asuhan keperawatan professional, serta sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan maka perawat perlu membangun citra keperawatan sebagaisuatu profesi, meletakkan peran pelayanan / suhan keperawatan dalam pengembangan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, termasuk pada pelayanan / asuhan rumah sakit. Menerapkan standar professional keperawatan pada pelaksanaan pelayanan / asuhan keperawatan, serta merealisasikan pelayanan keperawatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan (scientific nursing).

B. Psikologi penting untuk Perawat dan Profesi Kesehatan Lainnya 
Psikologi penting untuk Perawat dan Perawatan Kesehatan Lainnya Profesionaladalah teks psikologi pengantar untuk mahasiswa keperawatan dan kesehatan. Dengan asumsi tidak ada pengetahuan sebelumnya Graham Russell menggarisbawahi pentingnya pemahaman teori psikologi dalam rangka untuk menyediakan perawatan pasien yang tepat dalam praktek. Masing-masing bagian hasil pembelajaran, ringkasan bab, skenario ilustratif, tes pertanyaan diri dan panduan untuk membaca diperpanjang, membuat ini ideal teks pengantar bagi semua pendaftaran keperawatan program-pra.

a. Client Advocate (Pembela Klien)
Tugas perawat :
1. Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (inform concern) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya.
2. Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan. Perawat adalah anggota tim kesehatan yang paling lama kontak dengan klien, sehingga diharapkan perawat harus mampu membela hak-hak klien.
3. Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk didalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Disparty, 1998 :140).
Hak-Hak Klien antara lain :
1. Hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya
2. Hak atas informasi tentang penyakitnya
3. Hak atas privacy
4. Hak untuk menentukan nasibnya sendiri
5. Hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian tindakan.
Hak-Hak Tenaga Kesehatan antara lain :
1. Hak atas informasi yang benar
2. Hak untuk bekerja sesuai standart
3. Hak untuk mengakhiri hubungan dengan klien
4. Hak untuk menolak tindakan yang kurang cocok
5. Hak atas rahasia pribadi
6. Hak atas balas jasa

b. Conselor
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tekanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Didalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual.
Peran perawat :
1. Mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat sakitnya.
2. Perubahan pola interaksi merupakan “Dasar” dalam merencanakan metode untuk meningkatkan kemampuan adaptasinya.
3. Memberikan konseling atau bimbingan penyuluhan kepada individu atau keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu.
4. Pemecahan masalah di fokuskan pada masalah keperawatan

c. Educator :
Mengajar adalah merujuk kepada aktifitas dimana seseorang guru membantu murid untuk belajar. Belajar adalah sebuah proses interaktif antara guru dengan satu atau banyak pelajar dimana pembelajaran obyek khusus atau keinginan untuk merubah perilaku adalah tujuannya. (Redman, 1998 : 8 ). Inti dari perubahan perilaku selalu didapat dari pengetahuan baru atau ketrampilan secara teknis.
Peran
1. Perawat sering titik pertama kontak bagi orang-orang dengan depresi dan merawat pasien yang paling sendiri.
2. Sebuah GP akan hampir pasti memberikan nasihat dan dukungan bagi orang depresi. Mereka juga mungkin memiliki beberapa pelatihan dan pengalaman psikologis pengobatan yang lebih spesifik. Mereka mungkin menyarankan pasien depresi untuk mengambil antidepresan.
3. Di mana mereka merasa pasien membutuhkan bantuan lebih lanjut spesialis, dokter dapat merujuk orang tersebut ke sejumlah layanan yang berbeda seperti konselor, komunitas perawat psikiatri (CPN), psikolog atau psikiater konsultan.

d. Psychiatrists Psikiater
1. Seorang psikiater konsultan biasanya bekerja di masyarakat tim kesehatan mental yang terlibat dalam merawat orang yang hidup di daerah tertentu termasuk. Tim anggota psikiater trainee, pekerja sosial, komunitas perawat psikiatri, psikolog dan lain-lain.
2. Konsultan atau tim akan memiliki pasien yang dirujuk kepada mereka oleh dokter dan profesional lainnya seperti pengunjung kesehatan dan pekerja sosial tim. Arahan ini kemudian berbagai dialokasikan kepada anggota di, tergantung pada sifat dari masalah-masalah individu. konsultan memiliki tanggung jawab keseluruhan untuk manajemen pasien di bawah perawatan tim.
3. Konsultan juga akan memiliki tanggung jawab untuk sejumlah pasien di bangsal rumah sakit.
4. Seorang konsultan yang telah disetujui dalam Bagian 12 dari Undang-Undang Kesehatan Mental, yang memungkinkan mereka untuk merekomendasikan penahanan paksa seorang pasien yang sakit berat di rumah sakit untuk kepentingan kesehatan, keselamatan atau keselamatan orang lain. Involuntary penahanan di rumah sakit hanya terjadi jika dua dokter dan pekerja sosial disetujui semua setuju bahwa ini adalah hal yang tepat untuk terjadi.
5. Konsultan sering memiliki rumah perwira senior atau registrar spesialis di bawah pengawasan mereka. Konsultan cermat mengawasi dan memantau pekerjaan mereka dan kemajuan.
6. Seorang psikiater dapat menggunakan perawatan psikologis atau obat untuk membantu pasien dengan depresi.

e. Clinical psychologists Klinis psikolog
Psikiater adalah seorang dokter medis yang berkualitas, tetapi psikolog tidak. Akibatnya, seorang psikiater dapat meresepkan obat, tetapi psikolog tidak bisa.
Peran
1. psikolog klinis bekerja baik di rumah sakit dan dalam tim kesehatan mental masyarakat.
2. psikolog klinis melihat pasien yang dirujuk oleh dokter atau tim kesehatan mental. Pekerjaan mereka melibatkan membantu dalam penilaian kesehatan mental kebutuhan pasien dan melakukan terapi psikologis dengan individu dan kelompok. Some also specialise in family or marital (or partner) therapy. Beberapa juga memiliki spesialisasi dalam keluarga atau perkawinan (atau pasangan) terapi.

f. Nurses in psychiatric hospitals Perawat di rumah sakit jiwa
Ada beberapa nilai dari perawat yang bekerja di rumah sakit jiwa, seperti perawat pembantu, perawat staf dan perawat biaya.
Peran
1. Perawat menilai semua pasien rawat inap yang hadir untuk memahami kebutuhan keperawatan.
2. Biasanya satu staf perawat diangkat sebagai 'perawat bernama' untuk setiap pasien. perawat ini terus berhubungan secara teratur dengan pasien dan menilai perubahan dalam kesehatan mental mereka dan hari-hari kebutuhan mereka. Perawat juga bekerjasama dengan pasien keluarga dan teman-teman, dan psikiater yang memiliki tanggung jawab untuk pasien. perawat ini juga akan membantu koordinasi perawatan lebih lanjut apapun yang mungkin diperlukan setelah pasien habis.
3. Di rumah sakit, pasien akan memiliki kesempatan untuk berbicara dengan staf perawat (bukan hanya bernama perawat mereka). Perawat melakukan konseling dan psikoterapi dengan pasien. Hal ini dapat dilakukan dengan cara formal atau sangat informal seperti sambil minum teh. Mereka juga dapat membantu pasien mempelajari teknik-teknik relaksasi untuk mengatasi kecemasan.
4. Seorang perawat memiliki tanggung jawab untuk biaya staf perawat dan untuk perawatan pasien. Mereka mengawasi pekerjaan yang dilakukan oleh staf perawat dan pembantu.
5. Seorang perawat dapat meminta pendapat mendesak dari psikiater jika mereka prihatin tentang kondisi pasien. Jika perawat berkeyakinan pasien dapat menjadi resiko untuk diri sendiri atau orang lain jika mereka meninggalkan kampung, mereka memiliki kekuatan untuk menahan pasien sampai enam jam, untuk memungkinkan penilaian oleh psikiater.

Latihan
1. Seorang perawat mungkin memiliki pelatihan tambahan, seperti NVQ (Kualifikasi Kejuruan Nasional).
2. Staf perawat melakukan atau empat tahun gelar atau diploma tiga keperawatan jiwa.
3. perawat Charge (atau perempuan) adalah perawat yang telah beberapa tahun pengalaman sebagai staf perawat sebelum dipromosikan.

g. Occupational therapists (OTs) Kerja terapis (OTS)
Peran
1. Seorang terapis okupasi dapat memiliki peran yang berbeda. Mereka membantu orang untuk beradaptasi dengan lingkungan mereka dan untuk menghadapi kehidupan sehari-hari.
2. OTS dapat bekerja di rumah sakit atau di masyarakat. Mereka mengawasi dan menilai kemampuan seseorang untuk menjaga diri, misalnya perawatan, memasak dan pekerjaan rumah tangga sendiriHal ini dapat dilakukan dalam tujuan-dibangun departemen terapi pekerjaan di rumah sakit atau di rumah sendiri pasien.
3. OTS bekerja dengan baik perorangan maupun kelompok. Mereka dapat menetapkan tujuan untuk individu dengan depresi untuk mendorong mereka untuk mencapai lebih dari mereka telah mampu melakukan sementara sakit. Mereka bisa mendapatkan pasien terlibat dalam skema pelatihan khusus yang terkait-pekerjaan untuk meningkatkan pengambilan keputusan mereka dan perencanaan tentang masa depan. Kelompok kerja sering bertujuan untuk meningkatkan interaksi sosial penduduk.
4. OTS dapat menggunakan berbagai jenis terapi pada individu atau kelompok dasar, termasuk terapi perilaku kognitif dan terapi seni dan musik. Mereka juga mungkin terlibat dalam memberikan pelatihan relaksasi untuk pasien yang dirujuk kepada mereka oleh tim kesehatan mental atau dokter.
5. Jika pasien telah di rumah sakit untuk waktu yang lama, OTS terlibat dalam pekerjaan rehabilitasi untuk membantu mereka berintegrasi kembali ke kehidupan di luar rumah sakit.

h. Community support workers Dukungan masyarakat pekerja Peran
Pekerja dukungan Masyarakat memiliki peran yang sangat mirip dengan mendukung pekerja, tetapi mereka diawasi oleh layanan sosial, bukan tim kesehatan mental. Mereka termasuk pekerja sosial perumahan (yang membantu menjaga orang-orang dalam perawatan residensial), dan perawatan pekerja rumah tangga (yang bertindak sebagai rumah membantu, mengunjungi orang yang sakit dan membantu dengan tugas sehari-hari).
i. Befrienders Befrienders
Peran
1. befriender A dapat siapa saja yang tertarik untuk membantu orang lain. Mereka tidak memerlukan kualifikasi untuk pekerjaan ini selain keinginan untuk membantu orang lain. befrienders resmi secara hati-hati diperiksa dan mungkin bekerja sama dengan anggota masyarakat mental tim kesehatan.
2. Mereka dapat dihubungi melalui agen-agen lokal yang telah berteman dengan daftar orang yang cocok atau diakses melalui layanan kesehatan mental atau pekerja sosial.
3. Peran befriender adalah untuk menghabiskan waktu dengan seseorang yang mungkin tidak sehat atau membutuhkan dukungan sosial. Mereka akan mengunjungi orang itu di rumah dan mendorong mereka untuk keluar dan sekitar. Mereka mungkin menawarkan untuk mengambil orang-orang untuk berbagai kegiatan sosial dan kesempatan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pekerjaan perawat adalah pekerjaan yang lebih menitik beratkan pada unsur pengabdian / pelayanan, sehingga selama dalam proses pendidikan keperawatan nilai nilai kemanusian dan unsur pemberi pelayanan lebih ditekankan pada calon tenaga perawat. Oleh karena itu kesiapan dan kedewasaan seorang perawat sangat diperlukan agar dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada pasien. Perawat yang dewasa dan berhasil akan memiliki maksud dan rasa puas dalam hubungan dengan pekerjaan dan dengan kehidupan pada umumnya. Ia akan mendapatkan bahwa apa pun yang telah diabdikannya dalam pekerjaan akan lebih daripada sekedar memperoleh imbalan ( Andrew McGhie, 1996 ). Sebagai pelayan professional, keperawatan mempunyai karakteristik sebagai berikut (Schein E 1972; dalam PPNI 2001) :

a. Profesioanl, berbeda dengan amatir, terikat dengan pekerjaan seumur hidup yang merupakan sumber penghasilan utama.
b. Mempunyai motivasi yang kuat atau panggilan sebagai landasan bagi pemilihankarier professionalnya, dan mempunyai komitmen seumur hidup yang mantapterhadap kariernya.
c. Memiliki kelompok ilmu pengetahuan yang mantap kokoh serta keterampilankhusus, yang diperolehnya melalui pendidikan dan latihan yang lama.
d. profesioanl mengambil keputusan demi kliennya berdasarkan aplikasi prinsip-prinsip dan teori-teori.
e. Beroriensi kepada pelayanan, menggunakan keahlian demi kebutuhan klien
f. Pelayanan yang diberikan kepada klien didasarkan kepada kebutuhan obyektif klien
g. Mengetahui apa yang baik untuk klien, dan mempunyai otonomi dalammempertimbangkan tindakannya.
h. Membentuk perkumpulan profesi
i. Mempunyai kekuatan dan status dalam bidang keahliannya, dan pengetahuanmereka dianggap khusus.
j. Profesional dalam menyediakan pelayanan.

Psikologi penting untuk Perawat dan Perawatan Kesehatan Lainnya Profesional adalah teks psikologi pengantar untuk mahasiswa keperawatan dan kesehatan. Dengan asumsi tidak ada pengetahuan sebelumnya Graham Russell menggarisbawahi pentingnya pemahaman teori psikologi dalam rangka untuk menyediakan perawatan pasien yang tepat dalam praktek.Masing-masing bagian hasil pembelajaran, ringkasan bab, skenario ilustratif, tes pertanyaan diri dan panduan untuk membaca diperpanjang, membuat ini ideal teks pengantar bagi semua pendaftaran keperawatan program-pra.

B. Saran

a. Untuk memperoleh faham tentang gejala-gejala jiwa dan pengertian yang lebih sempurna tentang tingkah laku sesama manusia pada umumnya dan anak-anak pada umumnya
b. Untuk mengetahui perbuatan-perbuatan jiwa serta kemampuan jiwa sebagai sarana untuk mengenal tingkah laku manusia atau anak.
c. Untuk mengetahui penyelanggaraan pendidikan dengan baik.