Rabu, 03 September 2014

ASUHAN KEPERAWATAN ISLAMI


Allah berfirman :
“Dan orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyeruruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah yang munkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat dan mereka taat kepada Allah dan RasulNya." (Q.S. At-Taubah : 71)

“…Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran, dan bertawalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah maha berat siksa-Nya." (Q.S. Al-Maa-idah : 2) . 

“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri." ( Q.S. Al-Israa : 7) 

“…dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu…” (Q.S. Al-Qashash : 77) 

“Maka disebabkan rahmat dari Allah lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu…” (Q.S. Ali Imran :159) 

Barang siapa yang berkeinginan untuk diselamatkan oleh Allah dari bencana pada hari kiamat, maka bantulah orang yang dalam kesulitan/hindarkan kesulitannya (HR. Muslim). 
Tiada beriman seorang dari kamu sehingga dia menyukai bagi saudaranya apa yang dusukai untuk dirinya. (HR. Ahmad)

Ayat-ayat Quran dan hadist di atas mendasari dari pelaksanaan asuhan keperawatan Islami yang diberikan oleh seorang perawat muslim, ditambah dengan riwayat-riwayat wanita-wanita di zaman Rasulullah dalam melakukan perawatan, maka itulah yang sebenarnya konsep “Caring” dalam keperawatan Islam, bukan hanya asuhan kemanusiaan dengan lemah lembut berdasarkan standar dan etika profesi, tetapi caring yang didasari keimanan pada Allah dengan menjankan perintah-Nya melalui ayat-ayat Al quran dengan tujuan akhir mendapatkan ridho Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Asuhan Keperawatan Islami yang dikembangkan oleh kelompok kerja Keperawatan Islam adalah pada tataran nilai-nilai yang Insyaa Allah akan dapat menjadi acuan pelaksanaan/Implementasi asuhan keperawatan pada tatanan pelayanan kesehatan. Asuhan keperawatan Islami dapat dilihat sebagai suatu sistem yang terdiri dari masukan, proses dan keluaran yang seluruhnya dapat digali dari nilai-nilai Islam yang bersumber pada Al-Qur’an dan Hadist.

Masukan (input)
Dalam asuhan keperawatan Islami, masukan adalah segala sumber-sumber yang mendukung terjadinya proses asuhan keperawatan Islami. 

Al-Qur’an dan Hadist, sebagai keyakinan manusia yang beriman. 
Manusia, dalam paradigma keperawatan di jelaskan sebagai hamba dan sebagai khalifah, sebagai pemimpin dan mengatur bumi, memakmurkan bumi, menyebarkan keadilan dan kemaslahatan. Klien sebagai mahluk yang berpotensi secara aktif. Manusia juga sebagai mahluk yang mempunyai fitrah apakah sebagai perawat ataupun klien, sebagaimana Allah berfirman : “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.“(Q.S. Ar Ruum : 30).
Lingkungan eksternal dan Internal serta lingkungan spiritual. Tatanan pelayanan kesehatan juga termasuk lingkungan yang harus disiapkan untuk pelaksanaan asuhan keperawatan Islami. 
Profesi Keperawatan yang merupakan manifestasi dari ibadah dan media da’wah amar ma’ruf nahi munkar.

Proses Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Islami
a. Ihsan dalam beribadah
Bagi perawat muslim, pemahaman dan pengamalan terhadap rukun iman dan Islam belumlah cukup dikatagorikan dalam insan yang sempurna dalam pengamalan agamanya, jika belum menerapkan rukun iman dan Islam tersebut didasari oleh perbuatan yang ikhsan.
Jika rukun iman kita ibaratkan sebagai pondasi dan rukun Islam sebagai bangunannya, maka ikhsanul amal merupakan atapnya. Dalam sebuah bangunan yang utuh, atap berfungsi sebagai pelindung bangunan dari panas dan hujan yang menjaga agar bangunan tersebut tetap lestari, takl retak, dan berlumut karena panas dan hujan. Konsekuensi Ikhsan adalah bahwa perbuatan baik yang berkualitas akan melahirkan dampak berupa keuntungan-keuntungan kepada siapa saja yang melakukannya termasuk bagi perawat dalam melakukan asuhan keperawatan dan bukan keuntungan yang bersifat segera tetapi ada landasan spiritual. Tuntunan ikhsan dalam Al-Qur’an sebagai berikut :
“Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal saleh, tentunya kami tidak akan menyia-nyiakan pahala bagi orang-orang yang beramal (bekerja) dengan ikhsan." [QS. Al Kahfi : 30]
“Dan jika kamu semua menginginkan (keridhoan) Allah dan Rasul-Nya serta kebahagiaan akhirat, maka sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa saja diantara kamu yang berbuat ihsan pahala yang besar." [QS. Al Ahzab : 29]
“Tidak ada balasan bagi ihsan kecuali ihsan juga." [QS. Ar Rohman : 60]
Ketika Jibril menyamar sebagai manusia :
“Wahai Muhammad … terangkanlah terangkanlah kepadaku tentang ikhsan!” Jawab Rasul : “Mengabdilah kamu kepada Allah, seakan kamu melihat Dia, jika kamu tidak melihat Dia, Sesungguhnya Dia melihat kamu." (HR. Imam Muslim)
Dampak perbuatan ikhsan dalam asuhan keperawatan akan melahirkan : 

Niat yang Ikhlas, bahwa segala sesuatu diniatkan hanyalah kepada Allah semata, sehingga dengan keikhlasan yang bersih hanya kepada Allah akan memberikan barier (benteng) bagi pekerjaan kita agar tetap konsisten dalam garis-garis yang ditetapkan agama dan profesi. 
Pekerjaan yang rapih, senantiasa berorientasi kepada kualitas yang tinggi karena merasakan segala sesuatu berada dalam pengawasan Allah SWT. 
Penyelesaian hasil yang baik, artinya setelah berbuat maksimal atas segala aktivitas, maka secara sunatullah melahirkan pekerjaan yang baik atau memiliki kualitas yang tinggi. Sehingga “ikhsan dalam melaksanakan asuhan keperawatan adalah menentukan mutu pelayanan."
Dalam garis besarnya, ikhsan ditetapan dalam hubungan dengan :

Tuhan, sebagaimana dijelaskan pada ayat dan hadits diatas yang dapat diartikan suatu pengakuan atau manifestasi tentang kesyukuran manusia atas nikmat yang telah dilimpahkan Tuhan. 
Sesama manusia, berbuat baik menurut islam mempunyai lingkup yang luas, tidak terbatas pada satu lingkungan, keturunan, ikatan keluarga, agama,suku, bangsa, sehingga ihsan itu sifatnya humanistis dan universal, ukurannya hanya satu sebagai ummat manusia. 
Terhadap Mahluk lain selain manusia, termasuk pada hewan dan lingkungan harus disayangi oleh manusia.


b. Perlakuan / perilaku dalam asuhan keperawatan
Implementasi asuhan keperawatan selanjutnya adalah bagaimana penjabaran konsep “Caring” yang mendasari keperawatan Islam “Mummarid” yang telah diberikan contoh oleh Rasul dan sahabatnya adalah hubungan antar manusia ners-klien yang didasari keimanan dan ihsan, seorang perawat muslim dalam memberikan asuhan keperawatan Islami tentu harus berlandaskan pada keilmuannya, Islam mementingkan professionalisme berpengetahuan dan keterampilan seperti Allah jelaskan : 

“Amat besar kebencian disisi Allah, kamu memperkatakan sesuatu yang kamu tidak melakukannya." [QS. Ash-Shaff : 3]

“Maka bertanyalah kepada ahlinya bila kalian tidak mengetahuinya." [QS. An-Nahl : 43]
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang tidak kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya : pendengaran, penglihatan, akal budi semuanya itu akan diminta pertanggung jawabannya." [QS. Al Israa : 36]

“…Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kalian dan orang-orang berilmu beberapa derajad….” [QS. Al-Mujadillah : 11]

“Apabila suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya." [HR Bukhari]

Disamping dalam pelaksanaan asuhan keperawatan Islam perawat harus bersikap Professional, juga harus berakhlaqul karimah, sesuai tuntunan Rasulullah.

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu….” [QS. Al-Ahzab : 21]
“Yang sebaik-baik manusia adalah yang paling baik ahlaknya." [HR Thabrani]

Bebarapa contoh ahlak yang harus dimiliki seorang perawat muslim : tulus Ikhlas, ramah, dan bermuka manis, penyantun, tenang, hati-hati dan tidak tergopoh-gopoh, sabar dan tidak lekas marah, bersih lahir batin, cermat dan teliti, memegang teguh rahasia, memiliki disiplin dan etos kerja yang tinggi. Dengan modal hal diatas seorang perawat dapat mencapai tujuan dari asuhan keperawatan yang diberikannya.
Perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan tidak bisa bekerja sendiri tetapi memerlukan orang lain, apakah itu satu tim ataupun tim lain hal ini didasarkan pada konsep manusia dalam paradigma keperawatan islam ia adalah sebagai An-Nas (mahluk sosial) dan juga kerjasama dan kemitraan adalah perintah Allah (QS. Al-Maidah : 2), (QS Al Hujarat : 10).

c. Bimbingan/Tausiah
Manusia adalah mahluk mulia, dan dengan kemuliaannya harus berbuat yang mula pula. Salah satu perbuatan mulia adalah mengikuti tujuan mengapa manusia diciptakan, tidak lain adalah mengabdi dan menyembah kepada Allah [QS. Adz Dzariat : 56], 

kemuliaan lain adalah menegakkan agama Allah, perintah Allah dalam hal ini adalah seperti firmanNya:
“…Hendaklah ada segolongan diantara kamu yang menyuruh pada kebajikan dan mencegah yang munkar.” [QS. Ali Imran :104]
“Katakanlah, ini jalanku, aku dan pengikutku dengan sadar mendakwahkan kamu menuju Allah..” [QS. Yusuf :108]
“Sampaikanlah apa-apa yang datang dariku meskipun hanya satu ayat." (Hadist)

Banyak lagi ayat-ayat Quran yang menyeru kita untuk berda'wah, dalam konteks keperawatan Islam maka perawat selain melakukan pekerjaan professionalnya juga sebagai Da’i untuk dapat mengajak manusia (klien) dan lingkungannya menuju jalan Allah sehingga nilai spiritual yang terintegrasi dalam asuhan keperawatan akan dapat menyentuh fitrah manusia dan pada akhirnya mencapai tujuan hidup baik perawat ataupun klien.

Keluaran (Output)
Output yang daiharapkan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan Islami adalah kualitas asuhan, refleksi dari kualitas bagi semua (perawat dan Klien) adalah kepuasan.
Seorang muslim akan merasa puas bila asuhan yang diterimanya dapat menyentuh fitrah manusia. Fitrah manusia dalam Al quran :

Sebagai mahluk Mulia
“Sesungguhnya kami telah menjadikan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya." [QS. At Tiin : 4]
“Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan anak-anak adam, Kami angkat mereka di daratan dan lautan. Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan mahluk yang telah Kami ciptakan." [QS Al Israa : 70]
Asuhan keperawatan harus dapat menempatkan klien pada fitrah kemuliaannya, tidak ada satu manusiapun yang mau diposisikan lebih rendah dari kemulian manusia, oleh karena itu nilai humanisme yang diterima klien sangatlah berarti bagi pencapaian kesehatan yang sempurna seperti dijelaskan sebelumnya.

Sebagai mahluk Pengabdi
“Tidaklah Kujadikan jin dan manusia melainkan untuk mengabdi kepada-Ku." [QS. Adz Dzariat : 56]
Sebagai hamba Allah maka manusia mempunyai hak untuk menyerahkan seluruh hidup dan matinya hanya untuk Allah, keluaran ini menjadi fokus dari asuhan keperawatan Islami sehingga klien dapat beribadah dengan baik untuk menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah.

Sebagai mahluk yang Hanif
Fitrah manusia selalu untuk hanif (selalu ingin dalam kebaikan, lurus) terkadang tidak disadari oleh manusia bahwa hal tersebut adalah fitrahnya, sejahat-jahatnya manusia pasti mempunyai hanif sehingga fitrah ini harus dapat disentuh dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, syukur bila perawat dapat menyadarkan akan pentingnya fitrah hanif dalam hidup ini. Ayat-ayat Allah tentang hanif dapat disimak pada [QS. Ar Ruum : 30], [QS. An ‘Aam :161], [QS. Al Baqarah :135], [QS. Ali Imran : 65], [QS. An Nisaa : 125], [QS. Yunus : 105].

Sebagai mahluk yang merdeka
Allah menciptakan manusia ke muka bumi ini untuk menjadi khalifah yang memimpin, mengatur dan menyebarkan keadilan bagi sekitarnya. Tidak hanya itu Allah juga memberikan kebebasan kepada manusia untuk memilih jalan hidupnya, dan menjadikan manusia itu bebas berbuat sesuai dengan keinginannya apakah itu kebaikan atau kejahatan, hanya Allah telah menggariskan imbalan dari setiap tindakan manusia dimuka bumi. Allah berfirman :
“Dan katakanlah : Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barang siapa yang ingin beriman hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin kafir biarlah ia kafir. Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim di neraka.” [QS. Al Kahfi : 29]

Ayat tersebut Allah menjelaskan bahwa kebebasan memilih dan memutuskan sesuatu tentang diri manusia adalah manusia itu sendiri sehingga fitrah manusia disini adalah mempunyai kemerdekaan. Aspek penting dalam keperawatan Islam untuk dapat menghargai potensi klien untuk mencapai kebaikan dari dirinya sendiri, tetapi perawat juga dapat mengajak atau memberikan bimbingan kepada klien apabila keputusannya itu adalah tidak sesuai dengan ajaran Islam maka kemerdekaan menjadi orang yang beriman adalah menjadi sasaran asuhan keperawatan Islami.
Mahluk dengan nilai Individual dan sekaligus mahluk dengan nilai-nilai komunal

Allah berfirman :
“Hai Manusia, bertaqwalah kepada Kami yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya dan daripada keduanya memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan mempergunakan nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan peliharalah hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu." [QS. An Nisaa : 1]

Dalam Ayat lain [QS. Al Baqarah : 213] dan ditegaskan lagi [QS. Yunus : 10] menunjukkan bahwa fitrah dalam diri manusia kadang-kadang selalu individual sehingga ada batas-batas yang tidak bisa diketahui orang lain, tidak membutuhkan orang lain, tetapi dilain waktu manusia sebagai mahluk sosial pasti tergantung pada orang lain dan lingkungan dan minta peltolongan. Asuhan keperawatan Islami harus dapat menyentuh fitrah ini pada saat yang tepat klien dalam situasi ingin sendiri (individual) dan saat membutuhkan orang lain dan lingkungan sesuai dengan tuntunan Alqur’an.

Refleksi dari kepuasan akan fitrah manusia itu sebagai klien akan dalam ikhtiarnya untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraan yang hakiki adalah bila klien sembuh maka akan timbul rasa Syukur (tasyakur), bila ada ketidak sempurnaan dalam kondisinya klien akan merasa Ridho, dan apabila dalam upaya ikhtiarnya tidak mendapatkan kemajuan bahkan lebih buruk maka ia tidak akan merasa kecewa dan marah tetapi sabar dan Tawaqal kepada Allah berserah diri pada apapun keputusan Allah dengan tetap dalam iman.

Pada akhirnya outcome dari asuhan keperawatan Islam adalah untuk mencapai Ridho Allah “Mardhotillah” baik itu bagi klien maupun perawat sebagai sasaran akhir dari hidup manusia dimuka bumi ini.

By_ http://ridwansyahisanurse.blogspot.com/